Apakek

Saturday, December 18, 2010

Don't Judge a Book by It's Cover!

Well, begini ceritanya.


Sore tadi, gw dan bapak gw mampir ke toko ban buat nyari ban baru. Pergilah ke suatu toko ban di bilangan Mampang yang direkomendasikan banyak user forum di internet. Namanya BRB (bukan Be Right Back -__-). Tokonya gak gede-gede amat. Termasuknya kecil banget malah kalau dibandingkan dengan toko ban dekat Soto Balap di Tanjung Barat.


Begitu sampai, pintu mobil sisi gw langsung dibukain sama orang yang (sepertinya) karyawan toko ban itu. Terus, bapak gw nanya-nanya ban.


Jadi, ban mobil kami merknya Dunlop. Buerisiknya bukan main, baru digeber 90 km/h aja udah ribut. Nah, karena itulah pengen cari yang baru, yang bukan Dunlop.

Setelah agak lama tanya merk dan harga, bapak gw nanya ke orang itu yg dari tadi ngeladenin kami, "Kalo Dunlop tuh berisik banget kenapa, ya? Apa karena itu udah tipis? Ato kembangannya yang jelek?"

Kemudian, secara misterius dia bilang.... "Nggak ah, Boss! Saya pake Dunlop buat Mercedes saya!"

BUSET, pegawai kayak dia aja pake Mercedes!! Dan kekagetan gw belum selesai di situ..

"S Class saya pake Dunlop! Gak berisik ah!"

Gileeeeeeeeeeeeeeeeee, terbengong-bengong gw sumpah. Orang yang gw kira cuma pegawai toko ban itu ternyata bossnya euy!

Di samping itu, tokonya yang kecil dan harga bannya jauh lebih murah sekian ratus ribu dibandingkan toko lain itu, ternyata bisa bikin bosnya punya S Class. Well, gw gatau dia punya S Class tahun berapa, beli seken atau baru. Andaikan beli seken, harga untuk yang tahun 2000 aja masih mahal banget, sob!

Sumpah, low profile banget. Seorang yang ngebukain pintu mobil dengan cuma pake kaos oblong yang udah bolong-bolong, celana bahan lusuh, dan rada lusuh. Cara ngomongnya pun ngablak, dan selalu menyebut customernya dengan sebutan "Boss". Orang yg gw kira cuma pegawai, ternyata bosnya o_o

Dunia memang susah ditebak.

Tuesday, December 14, 2010

Bone-Bone dan Tidak Merokok

Selasa (13/12), harian Kompas menuliskan artikel tentang kearifan lokal desa Bone-Bone yang melarang warganya untuk merokok, serta melarang untuk menjual makanan anak yang mengandung MSG. Jadi, yang dijual untuk anak terbatas pada makanan tradisional yang lebih sehat tentunya.

Walaupun sebatas "desa", saya kagum karena melihat warganya yang sedemikian maju cara berpikirnya. Menanggapi kebijakan untuk tidak merokok, semula warga keberatan. Namun nyatanya, walaupun dipaksa, warga yang rata-rata bermatapencahariaan sebagai petani kopi ini merasakan manfaat yang sesungguhnya dari tidak merokok.

Well, silakan baca saja artikelnya di sini

Tuesday, December 7, 2010

Mathematics Has (Successfully) Destroying My Dream

Sumatif klaar, dan yang tersuram itu ya math. Oke, sebenarnya nggak suram juga. Gw ngerti dan bisa menghadapi masalah matematika. Tapi, nggak ngerti deh, kenapa setiap kali tes math, begitu dibagiin soal langsung blank tidak bisa bereaksi bagaikan bertemu iblis. Apakah karena efek nggak dikasih kertas coret-coretan?

Sementara nilai yang lain kunjung terdongkrak, matematika tidak kunjung membaik. Bagaikan kura-kura vs. roket lah.

Nampaknya angan-angan yang sudah disusun bertahun-tahun lamanya akan pupus. Haha.

Entahlah apa yang sedang direncanakan oleh yang Maha Merencanakan.