Apakek

Wednesday, February 9, 2011

Bu Guru, Orang Dewasa itu Kejam Sekali!

Haduh, hari ini Bu Ely ngasih tugas bikin cerpen lagi! Capai tauk bikin cerpen! Mana lagi nggak ada ide pula....

Kukayuh sepedaku melawan angin siang terik. Panas sekali hari ini. Kuputuskan untuk beli es kelapa di kiosnya Bang Roni.

"Bang, es kelapanya seribu, ya!!"

"Ooke, Fik.." ujar Bang Roni.

Kuteguk es kelapa yang nikmat itu. Fuah, segar sekali rasanya. Habis ini, kuteruskan lagi perjalanan ke rumahku yang sekitar dua kilo lagi. Tapi nggak lama kemudian....



"HAYO RIBUUT!! HAJAARRR!!!"

Astaga, apa itu? Langsung aku keluar dari tenda. Aku takut kalau itu tawuran lagi. Soalnya kemarin sepulangku dari sekolah, di sini ada tawuran antar anak STM. Seram sekali, ada yang bawa penggaris besi, sampai kepala sabuk yang berduri-duri. Nyaris saja aku jadi korban.

Tapi ternyata yang terjadi hari ini bukanlah tawuran. Pencurian. Kulihat ada bapak-bapak berseragam dinas warna biru yang menggotong benda besar berat bercermin. Spion.

Pencongkel spion mobil mewah itu langsung dikeroyok massa tanpa ampun. Seram sekali, rasanya bagaikan melihat pembunuhan yang sering diberitakan di televisi secara langsung. Bagaikan setan-setan yang penuh nafsu amarah menghajar habis-habisan musuhnya untuk disantap lezat-lezat

Padahal, kata guruku, kalau ada kasus pencurian atau apalah, tidak boleh main hakim sendiri. Harus lapor ke polisi dahulu, biarkan polisi yang mengurus hukuman apa yang sesuai. Bukan langsung dikeroyok massal seperti itu.

Jalanan langsung macet karena orang-orang yang menonton.

Seram sekali Jakarta ini. Orang-orang nampaknya semakin emosi. Tidak bisa menjaga akal sehatnya. Ah, tapi entahlah bagaimana jika aku dewasa nanti dan ada di pihak mereka. Akankah aku bertindak seperti mereka, atau kulaporkan kepada polisi?

Kisah ini sepertinya cukup menarik untuk menyelesaikan tugas Bu Ely.

No comments: