Apakek

Friday, June 18, 2010

Inisiatif

Rabu, 16 Juni 2010. Waktu itu saya sedang di perjalanan menuju Plaza Senayan untuk rapat Solar Generation, Greenpeace, sekaligus daftar ulang AFS.

Saya berangkat dari rumah pukul 12.51, dan acara berlangsung pukul 14.00. Saya naik KRL ke Manggarai lalu dilanjutkan dengan naik Transjakarta menuju lokasi di Semanggi.

Saya sudah dag-dig-dug karena nampaknya telat. Waktu telah menunjukkan pukul 13.28, sementara bus yang ditunggu-tunggu belum kunjung datang. Hati ingin mengumpat, tapi malas juga rasanya. Akhirnya dibawa santai.

Kira-kira pukul 13.35 bus datang, dan saya naik. Bersyukur Bus Transjakarta memiliki jalur sendiri, sehingga bebas macet. Kasihan juga melihat pengguna jalan non-Transjakarta yang terkena macet hingga berkilo-kilometer.

Namun, kesenangan saya karena tidak macet, hanya berlangsung sebentar.
Karena tidak lama kemudian, di Dukuh Atas ada kemacetan. Macet total, di pertigaan.

Saya nggak tau itu macet karena apa. Karena banjirkah? Karena kebetulan cuaca sedang hujan. Tapi saya lihat ada yang aneh: rupanya lampu lalu lintasnya rusak.

Matilah saya dengan keadaan seperti ini. Ditunggu 10 menit, bus tidak kunjung jalan. Saya gatel dengan kondisi seperti ini. Ingin keluar rasanya untuk mengatur lalu-lintas yang nggak keruan.

Tapi untungnya, tak lama kemudian sejak saya berpikir seperti ini, ada pengendara motor yang segera turun dari motornya dan memarkir motornya sembarangan. Saya heran, apa maunya?

Dan dia langsung mengatur keadaan lalu lintas. Mobil yang rusuh, disuruhnya mundur. Yang sudah terlanjur masuk lingkaran macet, disuruh jalan terus. Yang lain disuruh mengalah. Dan akhirnya, tak lama kemudian, lalu lintas lancar lagi. Subhanallah....

*****

Tapi sayangnya, kemarin, Kamis (17/6) di WTC Mangga Dua, terjadi hal yang sangat kontradiktif. Macet total. Di pertigaan juga. Kalau yang ini saya gak tau penyebabnya apa. Yang jelas, kondisinya sama persis dengan di Dukuh Atas.

Dan sayangnya, di sini nggak ada yang bertindak seperti pengendara motor Supra X 125R merah berjaket ungu. Kondisi terus saja macet. Berliter-liter bensin terbuang percuma. Waktu juga terbuang. Dan pikiran jadi stress.

Kebetulan di dua kondisi itu saya sedang berada di dalam Transjakarta. Dan penjaga pintu TJ saya lihat cuma bisa maju ke depan bus tanpa melakukan tindakan konkret. Untungnya tak lama kemudian ada satpam entah dari mana yang mengatur lalu lintas. Tapi, haruskah menunggu? Kenapa tidak kita lakukan sendiri?

No comments: