Apakek

Sunday, August 22, 2010

Doa Jendral Douglas MacArthur


Build me a son, O Lord, who will be strong enough to know when he is weak, and brave enough to face himself when he is afraid; one who will be proud and unbending in honest defeat, and humble and gentle in victory.

Build me a son whose wishbone will not be where his backbone should be; a son who will know Thee…. Lead him, I pray, not in the path of ease and comfort, but under the stress and spur of difficulties and challenge. Here let him learn to stand up in the storm; here let him learn compassion for those who fail.

Build me a son whose heart will be clean, whose goal will be high; a son who will master himself before he seeks to master other men; one who will learn to laugh, yet never forget how to weep; one who will reach into the future, yet never forget the past.

And after all these things are his, add, I pray, enough of a sense of humor, so that he may always be serious, yet never take himself too seriously. Give him humility, so that he may always remember the simplicity of greatness, the open mind of true wisdom, the meekness of true strength.

Then I, his father, will dare to whisper, “I have not lived in vain.”


**********


Kira-kira artinya begini:

Berikanlah anakku, ya Tuhan, yang akan cukup kuat untuk mengetahui saat dia lemah, dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri ketika ia takut; orang yang akan bangga dalam kekalahan yang jujur, dan rendah hati dan lemah lembut dalam kemenangan.

Bentuklah anakku menjadi manusia yang
--saya tidak cukup paham frasa tersebut--; seorang putra yang akan mengenal Engkau... Bimbinglah dia, bukan di jalan yang penuh kemudahan dan kenyamanan, tetapi di bawah tekanan dan desakan kesulitan dan tantangan. Biarkan dia belajar untuk berdiri di tengah badai; biarkan dia belajar belas kasih bagi mereka yang gagal.

Berikan anakku hati yang bersih, yang tujuan hidupnya tinggi; seorang putra yang sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum ia berusaha untuk memimpin orang lain; orang yang akan belajar untuk tertawa, namun tak pernah lupa bagaimana menangis; orang yang akan mencapai ke dalam masa depan, namun tak pernah melupakan masa lalu.

Dan setelah semua hal-hal ini, berikanlah dia cukup rasa humor: sehingga ia dapat selalu serius, tapi tidak pernah mengambil dirinya terlalu serius. Beri dia kerendahan hati, sehingga ia selalu ingat kesederhanaan dari kebesaran,
--saya tidak paham frasa tersebut--, lemah lembut merupakan kekuatan sejati.

Lalu aku, ayahnya, akan berani berbisik, "Hidupku tidak sia-sia."

1 comment:

chop said...

iii bagus banget doanya :')